8.12.10

2nd part of trilogy: balada remaja labil

bagaimana cerita di first step for stepping many steps kemaren? kurang banyak bukan? wajar kawan, karena kali ini, ceritanya akan lebih membengkak, tumpah ruah akan pandangan-pandangan buasku! bagi yang belum membaca, silahkan membacanya, tepat sebelum post ini. ceritaku kali ini sampai ke fase dimana aku mendapati berbagai pergumulan yang santai tapi bisa menerkam kapan saja. seperti yang kalian tau kawan, ini adalah bagian kedua dari trilogiku. di first step for stepping many steps aku hanya menceritakan bagian awal mula aku berkenalan dengan Stufen Internasional, institut atau biro jasa pendidikan yang membantu para siswa/i Indonesia melanjutkan pendidikan ke Jerman, nah di posting kali ini aku akan membahas kehidupan selama di Stufen, berbagai masalah dan problema yang kudapatkan di Jakarta ( Stufen letaknya di Jakarta, oleh sebab itu aku menetap sementara di Ibukota Pertiwi ini ) sampai ke renungan hidup yang hinggap di kepalaku selama ngekos di Utan Kayu 87 ini, kawasan Matraman.


kamar kos yang kudapati bisa dikategorikan mewah untuk pribadiku sendiri. ber-AC, memiliki fasilitas Laundry, kamar mandi dengan shower panas/dingin & wc di dalam kamar, diluar kamar terdapat juga dapur, TV Sony 80" di ruang tengah dengan beberapa sofa juga meja makan. semua lengkap, semua ada. peralatan atau fasilitas yang kudapat sebenarnya tak semuanya kupakai. diluar bangunan kos-an sendiri, ada 2 hal yang bisa dibanggakan, minimarket (benar-benar mini, hanya menjual barang tertentu) dan pos satpam. keduanya milik kos-an. jadi tak perlu jauh kakiku berjalan untuk sekedar membeli Pop Mie atau makanan ringan lainnya. kawasan sekitar? lengkap kawan. sebelah kanan kos-an ku ini, berdiri gagah rumah makan padang yang setia dari pukul 09.00 - 19.00, sedangkan sebelah kiri gedung kos-an bertengger lah minimarket yang lumayan komplet dan di halamannya ada jualan martabak manis, martabak telor, kebab serta baso lezat. 5 meter dari supermarket ini, ada lagi kawan! pagi, menjadi gerobak bubur ayam. siang, berubah ke jualan rujak buah serta malam dengan semena-menanya berubah menjadi sate. inilah Jakarta kawan, semua ada disini, semua bisa saja terjadi di kota yang banjir dengan perantau. 10 meter dari si gerobak evolusioner ini, jika sang surya telah berganti posisi dengan rembulan, ada jualan paling maknyus se-Matraman (seenggaknya ini menurut aku dan teman-teman yang pernah kuajak makan disana), GEROBAK BANG GANTENG. tepat di seberang jalan gerobak bang ganteng ini, ada warteg. warung dimana aku menggantungkan nasib giziku, mencari makanan yang pas untuk cacing-cacing di perutku. itulah kiranya yang ada di sekeliling kos-an ku. sedang di kos-an ku sendiri, aku tak sendiri sebagai siswa stufen. disini juga berdiam Davis, Liz, Kevin dan Jakha.


lalu dimana lokasi Stufen? dekat kawan. hanya perlu 5 menit dengan berjalan kaki. jalan utan kayu ini bisa dibilang jalan yang aneh. lebarnya hanya cukup untuk 2 mobil dan 2 motor, tapi yang melewati jalan ini sungguh terlalu ramai kawan. kemacetan tiap pagi sudah seperti sarapan pagi untuk mataku. pengamen, pedagang asongan, penjual koran dan para karyawan yang bekerja di ibukota bagian timur ini sudah menjadi sahabat-sahabat hiruk pikuk-ku tiap pagi. 1 hal yang selalu kuingat, ibu bapak pedagang yang menggunakan gerobak di gang menuju Stufen. mereka, tak punya rumah, tidur di depan gerobak mereka beralaskan kardus, atau bahkan hanya tidur dengan posisi terduduk. tak perihkah hati kalian melihatnya? hatiku ibarat terpotong dengan pisau yang dilumuri alkohol lalu disiram dengan jeruk nipis kawan, pedih rasanya. aku, masih bisa hidup berkecukupan, makan 3 kali sehari, bisa punya tv kecil di kos-an, bisa main playstation jika sedang bosan, sedang mereka? mengais rejeki memang susah tampaknya. aku sadar, ini ibukota, ini pusat dimana semua kegiatan bergelut dan bergejolak jadi 1.


apa isi Stufen? well well well, darimanakah harus kuperkenalkan semua ini? isinya semua keluargaku kawan, semua. mereka boleh kubilang bagian dari hidupku selama 6 bulan di Jakarta. mari kuperkenalkan:



  • Priyan Destiana; pemimpin Stufen Internasional ini punya andil yang cukup besar untuk membuatku "tertancap" pesona Jerman. beliau humoris, berkumis tipis dan juga selalu optimis. pengalamannya berorganisasi tak perlu diragukan lagi. lelaki berkharisma ini juga memiliki tampang yang boleh dibilang diatas rata-rata. wajar banyak yang menerka-nerka, siapa istrinya kelak, Aura Kasih atau Rianti Cartwright? Hr. Priyan juga selalu memiliki pemikiran yang simple tapi sesuai dengan target yang diinginkan.

  • Ahmad Muhammad; pria yang memiliki senyum ramah ini memiliki karakter yang anak muda, humoris dan kadang puitis. lelaki yang baru mengakhiri masa lajangnya ini adalah kepala admission Stufen Internasional. beliau juga mempunya komunikasi yang cukup intensif dengan mamaku. jadi agak wajar sekiranya kalau aku selalu berlaku "baik" kepadanya.





  • Bambang Setiaji; apa yg harus kutulis tentangnya? tak cukup kawan, tak cukup untuk kugambarkan dirinya dalam beberapa baris saja. penggemar berat Naruto ini boleh bilang yang paling "dituakan" di Stufen, disisi lain, tiap kata yang keluar dari mulutnya, tak pernah kosong, selalu ada maknanya, walaupun cara menyampaikannya dengan guyon. beliau juga humoris. caranya berorganisasi, membawanya "pas" diposisi bagian marketing. kesukaan beliau dalam "membongkar" internet membuatnya memiliki segudang informasi tentang dunia.





  • Dudy Syafruddin; berwibawa, cerdas dalam mengajar dan sanggup memberi pencerahan ketika kami "jatuh". beliau menjadi guru laki-laki terbaik yang pernah kutemui, selama aku hidup dan belajar akan sesuatu. beliau juga merupakan sosok rendah hati dan sayang dengan keluarganya. semua cerita yang keluar daripadanya selalu memompaku, selalu. caranya menyampaikan pesan kepada kami, tak ubah dengan cara seorang ayah menyampaikan wejangan kepada anak-anaknya.




  • Barita Halomoan Sitanggang; cuma guru ini yang satu suku denganku! horas Herr! cara mengajarnya sangat tidak kompleks, selalu tepat sasaran dan mudah dipahami, sekalipun pelajarannya berat kurasakan. semua cerita-ceritanya selama dia hidup pun selalu membuatku tertarik untuk mendengarkannya. sifat humor juga dimiliki olehnya. "slank"-nya bahasa Jerman juga setahuku hanya dikuasai beliau, mungkin karena beliau memiliki pengalaman bergaul dengan orang-orang Jerman yang tidak terlalu taat dengan grammar.





  • Arasma Fommy; ini guru kualitas wahid untuk mengajar bahasa Jerman, benar-benar wahid. cara mengajarnya yang sangat ampuh untuk membuat manusia tertarik dengan bahasa Mas Hitler. guruku yang satu ini juga mampu menempatkan dirinya, sebagai sahabat, sebagai teman, atau juga sebagai orang tua buat kami, para siswa nakal nan keras kepala. Fr. Pompom ahli membedah sesuatu yang sulit, menjadi sangat mudah. beliau memiliki senyum indah kawan, layaknya gurun sahara yang dihiasi salju dan pohon cemara. beliau juga pernah menjadi kepala sekolah dan sampai saat ini masih aktif mengajar di berbagai institut kebahasaan.

  • Sandra Natalia Sunarno; guruku yang satu ini tak hanya berkemampuan kelas tinggi di bidang bahasa Jerman, beliau juga piawai memainkan kata dalam bahasa Inggris. disiplin, tak kenal kompromi dan tegas cukup menggambarkan caranya mengajar. dulu, selalu aku mengeluh dengan segala peraturannya, tapi sekarang, aku tau, aku sadar, beliau hanya ingin yang terbaik untukku. dari salah seorang staff, kuketahui bahwa Fr. Sandra adalah salah seorang guru yang sangat berprestasi di bidang kebahasaan.





  • Nurjanah; Frau Nung! inilah perempuan dibalik keuangan Stufen. beliau yang memiliki tubuh yang mungil dan imut ini, tak disangka hobi menerjal gunung dan alam. banyak kudengar petualangan-petualangannya dalam melintas alam, dan semuanya dicapainya dengan cara yang cukup dahsyat. moody, ini salah satu sifatnya yang harus diingat oleh kami, para murid Stufen. hal lain, jangan pernah ribut disekitarnya ketika beliau sedang konsentrasi di belakang meja kerjanya. kelebihan lain, memainkan kata-kata penuh makna menjadi hobinya di blog yang diolah beliau sendiri. yang paling penting, beliau humoris kawan!



  • Wina Widya; guru ini ceria, masih muda, bersemangat dan juga senang memancing semangat-semangat kami, para kawula muda yang masih labil tentunya. kemampuannya mengajar cukup diacungi jempol. beliau menyampaikan semuanya dengan lamban, tapi pasti. bahan-bahan yang cukup sulit, dapat dibuat lebih mudah dimengerti olehnya. guru yang juga senang membaca ini juga murah senyum.





  • Ery Sulistyorini; staff penggila korea, segalanya harus berwarna korea. beliau merupakan staff marketing di tubuh Stufen. kalau Hr. Aji yang dituakan, nah Fr. Ery adalah yg "dimudakan" disini. beliau juga mengajar bahasa Jerman di beberapa sekolah negeri. pembawaannya yang supel membuat anak-anak tidak sungkan menanyakan apapun kepadanya. beliau juga bisa dibilang yang paling up-to-date di Stufen, tak heran segala informasi bisa kita dapatkan dari beliau.





  • Arlian Febriani; wanita melayu! alamak, tahukah kalian bagaimana rindu hatiku berbahasa melayu selama di Jakarta? hal ini tak lagi ada sejak aku bisa berbicara bahasa melayu dengan beliau. lulusan UNJ ini boleh dibilang paling gampang "masuk" dengan kami para murid, mungkin dikarenakan sifatnya yang cocok menjadi kakak bagi kami semua. saat ini beliau sedang menyelesaikan S2-nya. beliau jugalah yang menemani berangkat, dari Jakarta sampai ke Hamburg. banyak kenangan yang tersimpan saat bersamanya di pesawat, kereta atau rumah kami di Hamburg.

mereka semua pembimbingku, mereka orang tua angkat ku di ibukota yang katanya keras ini. mereka selalu mencoba memberitahuku, mana yang sebaiknya kulakukan, mana yang sebaiknya kuhindari. walau kadang tak selalu kudengar ucapan dari bibir mereka, tapi tetap terngiang-ngiang hingga detik ini segala yang terucap oleh mereka, orang tua angkatku. canda, tawa bahkan tangis, pernah kurasakan bersama mereka. terima kasih kuhaturkan untuk kalian semua, kalian selalu disini, didalam hatiku, Stufen's.


well, lemme tell you everybody how was my adaptation with German! susah kawan, susah. kadang letih aku dulu membongkar semua grammar, mengingat-ngingat semua kata dalam bahasa Jerman. menyusun rangkaian kata-kata itu menjadi sebuah kalimat yang terkadang aku sendiri tak mengerti apa itu. hanya kususun, kuletakkan dimana "kata kerja"nya seharusnya berada, dan begitu seterusnya. di bulan-bulan kedua aku baru lah bisa merasakan nikmatnya bahasa negara pemegang perekomian Eropa (Euro) ini. dialek dan aksen ku makin lama makin membaik, aku makin bisa "melafalkan" tiap kata-kata yang kadang harus diberi "dahak" agar terdengar lebih german


tahukah kalian mengapa kunamakan posting ini "Balada Remaja Labil" ? Labil, sebuah kata yang mempunyai kekuatan maha dahsyat. jika kuukir pengertian labil yang kumaksud, maka luasnya pulau borneo pun kalah dibanding dengan luasnya arti labil dalam balada ini. aku adalah manusia yang boleh dikatakan cukup labil jika dalam kondisi tertekan, termasuk ketika mendapat musibah, kesulitan dan tentunya pilihan.


hal pertama yang menyerangku tentunya sulitnya bahasa ini, bahasa yang memiliki struktur teratur nan indah layaknya menara pisa di Italia. tiap malam ketika banyak tugas-tugas dari para Lehrer/in (guru dalam bahasa Jerman) menghampiri meja belajarku, maka tiap malam itu pula otak ku berdenyut karena memikirkan, apa bisa aku nanti? sanggupkah aku dengan bahasa ini mempelajari ilmu tingkat tinggi di Jerman sana? haruskah aku menghabiskan separuh kekuatan otakku untuk menyelesaikan studiku? statusnya sungguh berbeda dengan para teman-temanku yang menggunakan bahasa INDONESIA sebagai bahasa pengantar dalam menuntut ilmu di nusantara tercinta ini. setidak-tidaknya, teman-temanku yang di Indonesia, tak perlu membongkar kamus untuk mencari arti dari 1 kata yang dimengerti. hal kedua! ini yang membuatku cukup meriang kawan.





the second one, kekecewaan! selama aku hidup kurang lebih 6 bulan di Jakarta, cuma 1 kali aku pernah merasa perihnya kecewa. kecewa itu kurasa tak lain tak bukan terhadap diriku sendiri. mari kuceritakan; setiap penduduk Indonesia yang hendak bertolak ke Jerman, diharuskan memiliki VISA Eropa. visa Jerman ini hanya bisa kudapatkan di 1 tempat di Indonesia, di Kedutaan Jerman. untuk melamar, aku diharuskan untuk melengkapi beberapa persyaratan, termasuk kemampuan bahasa yang harus tertuang dalam selembar sertifikat nan berharga dengan lisensi dari Goethe Institut (GI adalah lembaga bahasa resmi Jerman di Indonesia). lantas apa yang sulit? apa yang harus kukecewakan? 3 minggu sebelum tes berlangsung, aku sudah berencana untuk mempersiapkan diri sebaik mungkin. kuulang semua pelajaran-pelajaran yang didapatkan selama aku belajar bahasa di Stufen. tak sulit sepertinya ujian ku nanti, pikirku. disuatu kesempatan aku diminta oleh temanku untuk mengajarkan mereka. saat itu, yang terlintas di benak ini hanya bagaimana bisa membantu mereka, agar temanku bisa lulus bersamaku di tes sertifikat nanti. kurang lebih 3 hari berturut-turut kuajarkan mereka sampai aku sendiri pun jadi tak menyentuh buku untuk diriku sendiri, karena kupikir cukup dengan mengajarkan mereka, aku juga telah mengulang pelajaran yang kudapati. hari H pun tiba dan aku melewatinya dengan perasaan "aman". aku merasa mampu mengerjakan semua dengan baik. 

1 bulan kemudian, hasil tes pun keluar. entah mengapa perasaan ku memang tidak enak pada hari itu. ya, hasil diterima, aku cuma mendapat hasil yang sangat pas-pas.an. bagaimana temanku? mereka meraih nilai yang setidaknya diatas aku. semua, termasuk yang aku bantu dalam persiapan ujian. kecewa, sedih, emosi, galau dan LABIL teraduk satu dalam hati ini. sedu kurasa melihat nilaiku yang benar-benar pas. sebenarnya tak ada masalah dengan nilaiku ini untuk mendapatkan visa, tapi entah kenapa, aku merasa itu bukan nilaiku, bisa dibilang itu bukan kemampuanku. aku hampa 24 jam. 24 kurasakan diriku entah kemana. hatiku burai, pikirku melayang, melesat entah kemana. mama, yang kukabari pada siang hari itu juga memang dahsyat, beliau tahu kalau ada yang salah dengan hasilku. sampainya dirumah, aku membeberkan semuanya. tak ada 1 kejadian  pun yang kulewatkan. aku merasa ingin segera punah waktu itu. setelah selesai bersedih dan meratap, sore itu aku tidur panjang. sangat panjang. aku bangun keesokan harinya jam 3 pagi.


pagi itu, setelah mandi kurenungkan lagi semuanya. kumulai semuanya lagi dengan yang baru, semangat baru dan tentunya gaya berpikir yang lebih baru. dari kejadian itu aku sadar saat itu juga, nilaiku mungkin tak seberapa, tapi bukankah aku telah menolong temanku yang membutuhkanku? bukankah itu lebih indah? menolong teman sendiri itu tak ternilai lagi harganya, terlebih jika yang kita tolong adalah orang yang benar-benar membutuhkan kita. semakin hari, keuntungan dari semua itu kudapat lagi. aku menjadi dekat dengan teman-temanku dan yang pasti, aku belajar BERDIRI disaat aku JATUH, dan itu semua kulakukan sendiri. aku belajar mendapat "tamparan-tamparan kecil", agar nanti kelak aku dewasa, tamparan itu tak sepedas rasa aslinya.


the last, but the most complicated. ini saat-saat terakhir dari keberadaanku di ranah pertiwi. hari itu, pagi yang cerah itu, tanggal 11 Januari 2010, aku akan meninggalkan pondasi hidupku, untuk membangun sesuatu yang jauh lebih menjulang lagi, masa depan. aku meninggalkan semuanya. keluarga besar, rumah, sahabat-sahabatku, masa kanak-kanak, kampung halaman dan yang paling penting MAMA, orang yang selama ini paling berharga untukku. mama segalanya bagiku. terserah apa kata orang, anak mami, anak mama, anak manja, tak peduli. bukankah lebih indah anak mama daripada anak tak punya mama? apa tolak ukur mereka sampai mengatakan aku anak manja? merasa lebih mandiri daripada aku? merasa lebih bisa mengurus semuanya sendiri daripada aku? kuingatkan, orang yang mandiri, adalah orang yang berani keluar kandang dan mendeklarasikan kepada dunia, kalau dia mampu berdiri diatas kakinya sendiri, tanpa bantuan orang lain.


pukul 09.00.
aku, mama bersama teman mama berangkat dari hotel menuju kerumah salah seorang sahabat karibku (bahkan sudah menjadi seperti saudari kandung buatku) di bilangan Kemang. sesampai disana, tak butuh waktu lama bertemu dengan Uchi, yang mengenakan sweater berwarna hijau lumut. melihat wajahnya, hatiku tertekuk dalam. terlintas dalam kepala, ini hari terakhir melihat wajahnya yang kadang sering menyebalkan sebelum aku pergi mengejar mimpi-mimpiku yang sebenarnya juga karena pemberian buku dari nya (baca 1st step for stepping many steps). sebelum ke bandara, kami menyempatkan diri untuk mampir ke supermarket demi membeli makanan kecil selama perjalanan. di perjalanan, entah memang ada alasan apa, tiba-tiba Jakarta diguyur hujan. berubahlah suasana semuanya. aku tak tau mengapa, aku mendadak menjadi seorang yang melankolis waktu itu. tak tau mengapa. aku malah sampai berpikir, menangiskah Indonesia karena ditinggal olehku? agak lebay memang kawan, tapi ya itulah aku. kadang daya imajinasiku meronta kemana-mana, tak terkendali. selama perjalanan, tak ada keberanian dariku untuk melihat mama, aku tahu persis perasaannya saat itu. mama pasti merasakan hal yang sama.


pukul 13.00.
kami di bandara! yeah, hatiku makin berdetak kencang seperti genderang mau perang. setiap detik yang berlalu sangat berarti buatku. semua begitu berharga kurasa. hatiku mulai meracau, inilah yang namanya labil karena pilihan. mendadak ingin kubatalkan semuanya. tak ingin kupergi jauh-jauh hanya demi menuntut ilmu di benua Biru sana. sejam di bandara soekarno-hatta, kabar indah masuk ke ponsel ku. sahabat-sahabatku yang lain, Emy, Dennis, Yandy dan Nadia akan datang juga untuk melepasku. bukan main kepalang senangnya rasa hatiku. 1 jam berlalu dan akhirnya orang-orang yang sudah kuanggap seperti saudara-saudariku ini datang semua. makin muncul lah rasa ingin membatalkan semuanya. ingin rasanya kuajak mereka semua membelah Eropa bersama.


pukul 16.30.
semua keluarga beserta peserta yang akan berangkat briefing, doa bersama dan membicarakan beberapa hal penting. mama, menitikkan air mata. mama orang pertama diantara banyak keluarga disitu yang menangis di bandara. aku bingung. aku hanya bisa mendekapnya hangat. aku hanya bisa mendeklarasikan mimpi-mimpiku kepadanya. aku selalu berusaha meyakinkannya kalau aku akan baik-baik saja. aku bertutur kepadanya kalau aku pergi, untuk kembali dengan pengalaman dan tentunya pendidikan yang kucuri di benua penuh pesona itu. mama memelukku erat, tak lepas, sedetikpun tidak. isak tangisnya memenuhi terminal internasional itu. semua orang melihat aku dan mama, aku tak tahu apa yang mereka pikirkan. entah karena aku juga ikut menangis, atau mereka juga turut mendoakanku dan mencoba meyakinkan mamaku, kalau aku akan baik-baik saja. hal yang paling seru, lucu, bahagia adalah ketika Stufen ingin mengabadikan gambar murid dan orang tua nya. posisi kami semua saat itu seperti huruf U dan setiap yang akan difoto, akan mengambil posisi tepat ditengah-tengah huruf U ini. saat giliranku tiba, aku dengan sigap mengambil posisi ditengah-tengah, tapi mama agak malu-malu. seketika itu juga, aku menggoda mama dengan setengah teriak, kupekikkan: "Sini Ma, peluk Dani. sini mama nomer 1 di dunia!". spontan panggilan itu kulantangkan kepada mama. bahkan sampai detik ini, beliau masih kujulukki mama nomer 1 di dunia, sampai detik ini. respon yang lain? ada yang menangis, ada yang tertawa, ada yang tersenyum, ada yang terharu bahkan ada yang ikutan juga menggoda mama dengan sebutan Mama Nomer 1 di Dunia tadi.


pukul 18:30.
inilah semuanya berawal. disinilah hidupku, di tanggal 11 Januari 2010, petualangan baru dalam hidupku akan kumulai. sebelom sesi pisah dengan mama, kuhampiri semua sahabat-sahabatku tadi. Nadia ( seorang mahasiswi jurusan Kedokteran di UPH yang mungkin setelah lulus nanti akan menjadi dokter Cinta ), Emi ( penduduk asli Padang tapi selalu mengaku asli Pekanbaru dan menuntut ilmu di Unpad jurusan Bisnis Admin ), Suci ( calon akuntanwati sukses yang kadang menyebalkan dan sekarang dia sedang menyusun rencana panjangnya sekaligus menjalani pendidikan di IBS ), Dennis ( pria autis yang pintar cari muka dan jadi penyiar sekaligus tombolist di Radio Unpar, tempat dimana dia menuntut ilmu dengan jurusan Manajemen ) dan terakhir Yandy ( seorang Liverpudlian sejati, yang hanya merelakan aku berpacaran dengan adiknya, jika aku membelikannya tiket nonton Liverpool di Anfield dan sekarang meneruskan pendidikan di Unpad juga), mereka semua kelihatan (digarisbawahin, KELIHATAN ) sedih. 2 orang lelaki seumuran ini adalah yang pertama kuhampiri, Dennis dan Yandy. pesan mereka singkat, tapi sungguh penuh arti. tak pernah aku pernah melihat mereka bisa bertutur begitu dalamnya kepadaku. mimik wajah mereka menunjukkan kalau mereka mendukungku sepenuhnya, mereka bilang: "Baik-baik ya disana". singkat, jelas, padat dan rinci. terkesan malah sama seperti reklame-reklame para calon-calon legislatif. setelah itu, giliran para perempuan. mereka bertiga ini, plus Donda, Angel, Missy dan Ryna, adalah perempuan yang benar aku sayang, saudariku, sahabatku dan juga segalanya bagiku. posisi berdiri mereka masih teringat olehku, Nadia di kiri, Emi di tengah dan Uchi di kanan. saat kupeluk mereka bertiga, air mataku yang tadi sebenarnya sudah terkuras habis saat dengan mama kembali mengalir, ini air mata bahagia, pikirku. aku meninggalkan mereka, aku senang, karena aku menjadi lebih dekat dengan mimpi-mimpiku, dan tentunya membuat mereka bangga karena mempunyai aku sebagai sahabat, saudara bahkan segalanya untuk mereka. untuk salam terakhir, kukecup ketiga kening mereka. kusampaikan permohonan maafku, karena aku akan pergi. maaf karena aku tak bisa lagi merayakan hari ulang tahun kita bersama, maaf karena ketika liburan kuliah aku tak bisa menemani kalian lagi untuk lari pagi dan bercanda bersama, dan maaf, karena aku tak bisa selalu ada untuk kalian disaat aku butuh. aku mencintai mereka, semua.


tak cukup sepertinya air mata yang sudah keluar, the last moment akhirnya datang. Mama, kulafaskan lagu yang sama lagi ke telinganya, lagu yang selalu kudengungkan sedari tadi pagi ke telinganya, begini liriknya,


sewaktuku masih kecil,
gembira dan senang,
tiada duka kukenang,
tak kunjung mengerang,
di sore hari nan sepi,
ibu ku bertelut,
sujud berdoa kudengar,
namaku disebut.


di doa ibuku namaku disebut,
di doa ibu kudengar, ada namaku disebut.



kuulang ulang selalu lagu ini di telinganya. seolah ingin kusampaikan, terima kasih atas doa-doa yang selalu mama panjatkan untukku. terima kasih karena selalu mengajarkanku banyak hal. bersamamu, Ma, air payau menjadi anggur manis, duka menjadi suka, sedih menjadi tawa, gerutu menjadi sumringah, hitam menjadi putih, gubuk menjadi istana dan tamparan menjadi pelukan. saat sudah membanjir semua air mata mama di sapu tangan yang dikenakannya, akhirnya sapu tangan itu aku ambil, kumasukkan dalam tasku. mama bertanya seketika, mengapa kuambil sapu tangan itu, kujawab penuh perasaan, " Saputangan ini ga bakal pernah Dani cuci ma, disini ada tangisan Mama, bakal Dani cuci, kalo kita ketemu lagi”. Actually I'm not a romantic person. But I don’t know how can I said that. Mama smiled then I kissed and hugged her. Dan aku berlalu ke arah antrian buat masuk ke pihak imigrasi beserta dedengkotnya.


mama melepas kepergianku, dengan berdiri tepat di pembatas antara pengantar penumpang dan pintu masuk check in, aku berlari ke arah mama, aku memeluknya erat, kukecup keningnya, dan kuteriakkan, " Dani pergi untuk kembali ma!!!!! I love you, I'm gonna miss you!". aku pun berlalu, kutoleh wajah mama untuk terakhir kalinya sebelum aku berangkat, aku tersenyum, beliau tersenyum. sejak saat itu, ketika aku susah, senyum dari mama itu selalu membuatku bersemangat, seperti energi yang mengisi semangat dan tenagaku dalam segala hal yang akan kuhadapi. terima kasih, Mama :)


well done well done, tunggu lanjutannya ya; "Germanisasi"!
bakal keluar sebelum 2011!

14 comments:

  1. cuma bisa bilang LUAARRRR BIASA... tetep semangat,,.. kami menantikan dan selalu berdoa untuk kesuksesanmu..

    ReplyDelete
  2. arlian said :
    maaantaaaabz....
    lanjutkan,nak..
    hingga menjadi bertumpuk catatan yg penuh inspirasi bagi kawula muda yg jg kbyakan masih LABIL..
    hohoho
    5 thumbs UP...!! (1 nya lg ada dmna yaa?? hehe)

    ReplyDelete
  3. Frau Nung: haha danke frau! makasih ya doanya! :)

    Frau Arlian: siap Frau! thanks yaaaaaa! jempol satu lagi ketinggalan di BELITONG Frau! haha.

    Rezco Souza: Thanks ki! hehe. sering2 visit me ya!

    ola: hehehe :) moga ceritanya bisa ada guna ya dek!

    ReplyDelete
  4. i cry reading this post bang. i admire your inspirational writing and wonder how can it becomes so great.
    i'm officially a fan of your writing. hehe

    ReplyDelete
  5. rhany chairunissa: waduh dek?! thanks banget loh! hehe. tetep sering kunjungin blog aku yaaa!

    ReplyDelete
  6. semangaattt...
    semangaaaattt..
    semangat berjuang di negeri seberang..
    doa kami selalu yang terbaik untuk kamu dan teman2 yang sedang berjuang disana...
    salam kangen dari kami semua disini untuk kamu dan teman2 semua disana..
    miss you all soooooooooooooo muuuuuuuuuuuuccccccccccccccchhhhhhhhhhhhhh

    ^____________^

    ReplyDelete
  7. Frau Ery: wadeuh danke danke frau! salamnya mudah2an akan saya sampaikan ^________^
    we miss you all too, Frau! God Bless ya!

    ReplyDelete
  8. Sbnrnya Yn udah baca sejak lama bg, tp baru bisa komen skrg gr2 br bisa ngenet, kmrn yn pas tau ada crt ini lsg buru2 nyimpan di data yn. sama kayak Rhany. Nangis tumpah ruah bang baca yang set 2 ini..
    Envy setengah hidup juga dibuatnya -;- klimaksnya, yg ada berkaitan sama mama..

    triloginya abg kyk ada sengatan listriknya, apalagi baca yg set 3, jd berasa yuni bgt gitu loh dilihat dr perhjuangan ujiannya. ternyata oh ternyata.. listriknya tu bikin kita jadi spt di cas ulang. hoho terus, liburan ke Rome nya, ditunggu lagi ya postingannya. Crita di blog abg ini mbuat yn merasa going abroad buat belajar dan berkeliling dunia itu rupanya bukan cm di novel dan dimiliki oleh org2 yg tak yuni kenal scr lsg.. (agak katrok ya bg dgrnya haha tapi ya memang gitulah yg yuni rasakan..)

    ReplyDelete
  9. Yuni!!! thanks bener loh komen dan kunjungannya :) moga kita bisa saling bertukar cerita setiap saat ya yun! ;)

    ReplyDelete
  10. Ikutan Nimbrung ke jerman ah,semoga jadi tamu yang baik, meski nggak punya cerita menarik sih,
    siapa tau Gw dapet Artikel Menarik,,he he,,,
    GBU, suxes 4 u...
    situs Belakang Padang PROTONICATV DAN COMPUTER butuh Bantuan Anda.

    ReplyDelete
  11. Wah,aku telat bgt baca iniii! >.< Terharu dh! :')
    Tapi untung dh baca ini daripada gak sm sekali kan Kak? hehe.
    Kebetulan aku lulus SMA thn 2013 ini. Nah,aku mau bgt nih kuliah kedokteran di Jerman. Kakak dr Stufen kan? Dari biro itu ada brp anak yg diberangkatkan ke Jerman brg Kakak? Danke.
    And sukses di Jerman Kak!

    ReplyDelete
  12. mengunjungi blog yang bagus dan penuh dengan informasi yang menarik adalah merupakan kebahagiaan tersendiri.... teruslah berbagi informasi

    ReplyDelete